EFEKTIVITAS PENGARAHAN DI MESJID UJUNG BERUNG

EFEKTIVITAS PENGARAHAN DI MESJID UJUNG BERUNG
Dosen Pengampu : Dr. Engkus, Drs, S.E, M.Si.

Disusun oleh:
Kelompok  VI ( Enam)
Sofyan Saori                                         1168010267
Taji Candra Sumitra                              1168010276
Usep Muhammad Abdul Qohar            1168010283
Wulan Damayanti                                 1168010297
Yolanda Wulandari                               1168010302















     
Administrasi Publik Semester II/ G
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung
2017


KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini tepat pada waktunya yang berjudul “Efektivitas Pengarahan di Masjid Ujung Berung”. Makalah yang dimaksudkan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Asas – Asas Manajemen.
Dalam penyelesaian makalah ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak – pihak yang telah berpartisipasi. Mudah - mudahan segala bantuan dan kebajikan yang telah diberikan kepada penulis, mendapat imbalan yang berlipat ganda dari Allah SWT.
            Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan dan kesalahan. Hal ini semata-mata karena keterbatasan dan kemampuan penulis sendiri. Oleh karena itu sangatlah penulis harapkan  saran dan kritik dari semua pihak khususnya para pembaca.
Harapan penulis semoga laporan hasil penelitian ini bermanfaat khususnya bagi penulis sendiri, umumnya bagi para pembaca.

Bandung,  April  2017

Penulis




ABSTRAK

            Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui efektivitas pengarahan(actuating) dalam pembangunan masjid Ujung Berung. Masalah dalam efektivitas pengarahan dalam sebuah pelaksanaan rencana kerja biasanya dilatarbelakangi karena faktor pemimpin yang kurang memotivasi para bawahan atau karyawannya. Dalam penelitian ini, untuk mencari informasi digunakan  metode tanya jawab dengan  narasumber yaitu ketua dan sekretaris di masjid Ujung Berung.
            Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa efektivitas pengarahan(actuating) sangat berpengaruh terhadap pencapaian tujuan. Semakin baik efektivitas pengarahannya maka semakin cepat pula tujuan akan tercapai. Karena berhasilnya efektivitas pengarahan menunjukkan bahwa seorang pemimpin mampu  memotivasi bawahan atau karyawannya untuk menumbuhkan atau meningkatkan etos kerja dan kualitas, serta meningkatkan minat karyawan untuk terus mengembangkan dirinya.
(Efektivitas Pengarahan, Motivasi, Etos Kerja)
This study was conducted to determine the effectiveness of directives (actuating) in the construction of the mosque Ujung Berung. Problems in the effectiveness of guidance in a work plan implementation is usually motivated because of the lack leaders who motivate subordinates or employees. In this study, to seek information and answer method used by speakers of chairman and secretary at the End Berung mosque.
The results of this study show that the effectiveness of directives (actuating) greatly affects the achievement of goals. The better the effectiveness of briefing the faster objectives will be achieved. Due to the success of the effectiveness of the guidance indicates that a leader capable of motivating subordinates or employees to grow or improve work ethics and quality, as well as increase the interest of employees to continuously develop themselves.
Effectiveness Direction/Actuating, Motivation, Work Ethics



BAB I
 PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Pada zaman sekarang baik individu maupun organisasi masih banyak yang belum mampu untuk menerapkan managemen yang baik. Dalam sebuah managemen yang baik harus memiliki empat fungsi penting dari Planning (perencanaan), Organizing (penempatan), Actuating (pengarahan/penggerakan), dan Controlling (pengendalian). Salah satu fungsi tidak berjalan dengan baik dapat mempengaruhi segala aspek managemen.
Banyak individu maupun organisasi yang tidak dapat melakukan pengarahan organisasi dengan baik. Pengarahan dalam memotivasi tiap anggotanya dan berkomunikasi antar anggota maupun mengatasi masalah yang ada di dalam organisasi.
Pengetahuan tentang actuating (penggerakan/pengarahan) dikalangan para remaja zaman sekarang harus ditingkatkan. Pengetahuan tentang actuating pun penting untuk diketahui dan dipelajari. Dengan dibuatnya makalah ini, diharapkan akan lebih meningkatkan pengetahuan kita mengenai penjelasan tentang Actuating .

I.2 Rumusan Masalah
1.      Bagaimana cara ketua memberi arahan kepada karyawan secara efektif di Masjid Ujung Berung?

I.3 Tujuan
1.      Untuk mengetahui cara ketua memberi arahan kepada karyawan secara efektif di Masjid Ujung Berung.




BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Actuating, atau disebut juga “gerakan aksi” mencakup kegiatan yang dilakukan seorang manager untuk mengawali dan melanjutkan kegiatan yang ditetapkan oleh unsur perencanaan dan pengorganisasian agar tujuan – tujuan dapat tercapai. Actuating mencakup penetapan dan pemuasan kebutuhan manusiawi dari pegawai – pegawainya, memberi penghargaan, memimpin, mengembangkan, dan memberi komponsasi kepada mereka. (George R. Terry, 2014:17)
            Pengarahan (actuating = directing ) adalah fungsi manajer yang penting. Semua usaha kelompok memerlukan pengarahan jika usaha itu akan berhasil dalam mencapai tujuan – tujuan kelompok.
            G.R Terry dan L.W Rui (1999) memberikan definisi sebagai berikut:
“Pengarahan adalah mengintegrasikan usaha – usaha anggota atau kelompok sedemikian rupa sehingga dengan selesainya tugas – tugas yang diserahkan kepada mereka, mereka memenuhi tujuan – tujuan dari kelompok”.
            Pengarahan adalah kegiatan pimpinan untuk membimbing, menggerakkan, mengatur segala kegiatan yang tidak diberikan dalam melaksanakan kegiatan usaha.Dalam pengarahan diperlukan partisipasi pegawai, komunikasi yang cukup, dan kepemimpinan yang kuat. (Rahmat, 2013:181)
Efektivitas pengarahan bergantung pada pimpinan yang berwawasan dan berwibawa. Pengarahan yang efektif adalah pengarahan yang dillakukan oleh seorang pimpinan yang mempunyai syarat sebagai berikut:
1.      Banyak melakukan refleksi dan sistematis, bekerja dengan cara yang teratur(tidak tergesa – gesa) dan sistematis.
2.      Melakukan pengarahan secara profesional, sesuai dengan program dan prosedur yang sistematis.
3.      Mengambil keputusan secara benar dan adil.
4.      Mengetahui kekuatan dan kelemahan bawahan dan mengerti kapasitas dan perhatian bawahan, serta mengetahui hal – hal yang dapat mereka hasilkan. (Rahmat, 2013:182)
            Dalam manajemen, pemimpin harus mampu memotivasi para bawahan atau karyawannya dengan menumbuhkan kesadaran karyawan bahwa bekerja merupakan kebutuhan. Motivasi untuk meningkatkan etos kerja dan kualitas, serta meningkatkan minat karyawan untuk terus mengembangkan dirinya. (Rahmat, 2013:182)
            Di samping etos kerja, pemimpin juga harus memotivasi unsur pengetahuan dan keterampilan karyawan. Hal yang di motivasi dan dianggap paling berharga bagi karyawan adalah memberikan semangat ideologis dan religius bahwa bekerja merupakan ibadah. Oleh karena itu, bekerja harus diawali oleh niat menegakkan nilai – nilai agama yang penuh dengan napas keilahian. Dengan demikian, seluruh pekerjaan akan dilaksanakan dengan penuh kesadaran dan keikhlasan. (Rahmat, 2013:182)
            Pendekatan yang diterapkan oleh pimpinan dalam pengarahannya akan berdampak kepada karyawan berupa penerimaan atau penolakan atas saran  manajemen atau perubahan yang memengaruhi para anggota. Reaksi tersebut harus diperhitungkan dalam usaha pengarahan manajemen. Penelitian dalam bidang ini memberikan petunjuk yang bermanfaat. Pertama – tama, manajer yang ingin menggunakan kelompok ini sebagai alat untuk perubahan dalam sikap, nilai, atau perilaku harus selalu mengingat, bahwa (a) mereka yang diubah dan yang memaksakan pengaruhnya untuk perubahan dalam sikap, nilai, atau perilaku, harus selalu mengingat, bahwa (a) mereka yang diubah, harus merasa masuk hitungan kelompok yang sama dan (b) sebuah kelompok, yang sangat menarik bagi anggota – anggotanya, melakukan pengaruh yang besar atas anggotanya. (Rahmat,2013:182)
            Penelitian tentang situasi kerja mengungkapkan bahwa para pegawai di bawah standar diberikan peluang untuk menghitung kemahirannya mengenai berbagai faktor yang memengaruhi produksinya, dijanjikan untuk memperbaiki kesalahan – kesalahan ini, dan diminta untuk memperkirakan jumlah yang dapat produksinya,mereka menetapkan sebagai tujuan di atas 40% sebagaimana yang mereka capai. Dalam banyak hal, mereka dapat mencapainya apabila pengarahan pimpinan diterima dengan kesadaran dan etos kerja yang tinggi. Sebaliknya, apabila pengarahan pimpinan kurang menyentuh etos kerja pegawai, hasil dari pekerjaannya tidak meningkat secara signifikan. (Rahmat, 2013:183)

Untuk berhasilnya penggerakan tergantung kepada faktor-faktor dibawah ini :
1.      Kepemimpinan (leadership)
G.R Terry dalam buku Principles Of Management mengemukakan : leardership is the activity of influencing peolpe to strive willingly for mutual objectives. Kepemimpinan adalah kegiatan untuk mempengaruhi orang-orang agar supaya berusaha dengan ikhlas untuk mencapai tujuan bersama.
Melihat definisi diatas, maka seorang manager yang tidak memiliki kepemimpinan tidak akan mampu mempengaruhi bawahannya untuk bekerja, sehingga manager yang demikian akan gagal dalam usahanya.
Menurut Henri Fayol syarat-syarat untuk kepemimpinan adalah :
1)      Sehat jasmaniah
2)       Cerdas
3)      Setia, jujur, adil
4)      Berpendidikan
5)      Berpengalaman
Tipe-tipe kepemimpinan menurut G.R Terry :
1)      Kepemimpinan pribadi
Pemimpin mengadakan hubungan langsung dengan bawahannya, sehingga timbul hubungan yang intim.
2)      Kepemimpinan non-pribadi
Pemimpin tidak mengadakan hubungan langsung dengan para bawahannya, sehingga tidak timbul kontak pribadi.
3)      Kepemimpinan otoriter
Pemimpin memperlakukan bawahan secara sewenang-wenang, karena menganggap dirinya sebagai orang yang paling berkuasa.
4)      Kepemimpinan kebapakan
Pemimpin memperlakukan bawahannya seperti anaknya sendiri, sehingga para bawahan tidak berani mengambil keputusan, segala sesuatu
yang pelik selalu diserahkan kepada bapak untuk menyelesaikannya.
5)      Kepemimpinan demokratis
Pemimpin selalu mengadakan musyawarah dengan para bawahannya untuk menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan yang sukar, sehingga para bawahannya merasa dihargai pikiran-pikirannya dan pendapatnya serta mempunyai pengalaman yang baik dalam menghadapi segala persoalan yang rumit.
6)      Kepemimpinan bakat
Pemimpin dapat menggerakan bawahannya karena mempunyai bakat untuk itu, sehingga para bawahan senang mengikutinya.
2. Sikap dan moril (Attitude and Morale)
Menurut G.R Terry menyebutkan beberapa sikap manager yaitu :
1)      Sikap feodal
Manager yang mempunyai sikap ini cara berpikir, perasaan dan bertindak sesuai dengan pola-pola kehidupan feodalisme, yaitu suka terikat oleh aturan-aturan tertentu.
2)      Sikap kebapaan
Manager yang mempunyai sikap kebapakan akan berpikir, berperasaan dan bertindak seperti ayah atau bapak, sehingga para bawahannya diperlakukan seperti anak.
3)      Sikap kediktatoran
Manager yang bersikap kediktatoran akan berpikir, berperasaan dan bertindak sebagai diktator yang mempunyai kekuasaan mutlak, sehingga para bawahan, pekerja akan menjadi sasaran penting dari pada kekuasaannya.
4)      Sikap membantu
Manager yang bersikap membantu, akan berpikir, berperasaan dan bertindak sebagai penolong, sehingga akan membantu para pekerja salam menyelesaikan pekerjaannya.
5)      Sikap mengembangkan
Manager yang bersikap mengembangkan akan berpikir, berperasaan dan bertindak untuk mengembangkan para bawahan ke arah kemajuan.
3. Tata hubungan (Communication)
Komunikasi membantu perencanaan managerial dilaksanakan dengan efektif, pengorganisasian managerial dilakukan dengan efektif, penggerakan managerial diikuti dengan efektif dan pengawasan diterapkan dengan efektif. Dalam melakukan komunikasi dalam manajemen ada beberapa macam diantaranya :
a)      Komunikasi intern
yaitu komunikasi yang dilakukan dalam organisasi itu sendiri baik antara atasan dengan atasan atau bawahan dengan bawahan atau antara atasan
dengan bawahan atau sebaliknya.
b)      Komunikasi Ekstern
yaitu komunikasi yang dilakukan keluar organisasi.
c)      Komunikasi Horizontal
yaitu komunikasi yang dilakukan baik intern maupun ekstern antar jabatan yang sama.
d)     Komunikasi Vertikal
yaitu komunikasi yang dilakukan dalam intern organisasi antara atasan dan bawahan atau sebaliknya dalam suasana formil.

4. Perangsang (insentive)
Insentif ialah sesuatu yang menyebabkan atau menimbulkan seseorang bertindak.
5. Supervisi (Supervision)
Supervisi dalam bahasa Indonesia disebut juga dengan pengawasan, sehingga suka timbul kekacauan pengertian dengan kata pengawasan sebagai terjemah dari kata control. Menurut Terry Supervsi ialah kegiatan pengurusan dalam tingkatan organisasi dimana anggota manajemen dan bukan anggota manajemen saling berhubungan secara langsung.Dengan demkian tugas supervisor cukup berat karena ia harus dapat menemukan kesalahan-kesalahan dan memperbaikinya, serta memberi petunjuk untuk menyelesaikan sesuatu pekerjaan dan memberi nasehat-nasehat kepada pegawai yang mengalami kesulitan.
6. Disiplin (Discipline)
Disiplin ialah latihan pikiran, perasaan, kehendak dan watak untuk melahirkan ketaatan dan tingkah laku yang teratur. Jenis disiplin ada dua :
1.      Self Imposed discipline (disiplin yang timbul dengan sendirinya).
2.      Command Discipline (Disiplin berdasarkan perintah).
Hal - hal yang perlu diperhatikan manajer dalam fungsi penggerakan :
1. Manajer harus bekerja lebih produktif
2. Manajer perlu memahami ilmu psikologi, komunikasi, kepemimpinan dan sosiologi
3. Manajer harus mempunyai tekat untuk mencapai kemajuan dan peka terhadap lingkungan
4. Manajer harus bersikap obyektif


BAB III
OBJEK DAN PEMBAHASAN
3.1. Objek
Objek terbagi menjadi dua yaitu :
a.       Lokus
Lokus penelitian ini yaitu di  Masjid Ujung Berung
b.      Fokus
            Fokusnya adalah actuating

3.2. Pembahasan
Masjid merupakan tempat ibadah umat Islam. Masjid berdasarkan nominklatur tingkatan Masjid diurutkan menjadi :
1. Masjid di tingkat nasional yaitu masjid Istiqlal.
2. Masjid tingkat provinsi yang disebut mesjid raya
3. Masjid tingkat 2 yaitu tingkat kabupaten/ kota yang disebut masjid agung, masjid agung kota bandung di dekat balai kota.
4. Masjid di tingkat kecamatan ada masjid besar, dan masjid Ujung berung ini termasuk masjid besar yang disebut Masjid Besar Kaum Ujung Berung.
5. Masjid di tingkat kelurahan ada Masjid  Jami.
Masjid Besar Kaum Ujung Berung, sebelum dikaitkan kata Kaum itu Masjid Besar Ujung Berung, dulu Masjid Besar Kaum Ujung Berung. Tetapi sekarang dikembalikan kembali menjadi Masjid Besar Ujung Berung.
Dalam Masjid Ujung Berung ini terdapat fungsi – fungsi managemen dari pembuatan sampai ke pemeliharaannya. Salah satu fungsi manajemen yang membantu berjalannya perencanaan – perencanaan adalah actuating/directing/pengarahan  merupakan fungsi manajemen yang penting dan paling dominan dalam proses manajemen. Actuating dapat diterapkan setelah adanya rencana, organisasi, dan pegawai. Actuating ini dipergunakan untuk menjalankan rencana – rencana yang telah dibuiat. Namun, pada dasarnya fungsi ini sangat sulit, rumit, dan kompleks, karena pegawai tidak dapat dikuasai semua. Hal ini dikarenakan pegawai merupakan makhluk hidup yang memiliki perasaan, pikiran, harga diri, cita – cita, dll.
Pokok – pokok masalah yang dipelajari pada fungsi actuating adalah:
1. Tingkah laku manusia(human behaviour)
2. Hubungan manusiawi( human relation)
3. Komunikasi(communication)
4. Kepemimpinan(leadership)
Dalam menjalankan rencana – rencana yang telah dibuat, ketua Dewan Tanfidz yang merupakan pemimpin dalam lembaga eksekutif  Masjid Ujung Berung bertugas memberikan arahan kepada para anggota atau pegawainya. Arahan tersebut diperuntukkan agar setiap pegawai mampu melakukan pekerjaan sesuai tugas pokok dan fungsinya. Arahan ini biasanya berbentuk motivasi dengan cara komunikasi yang baik yang dilakukan ketika rapat atau ketika berkumpul baik formal maupun informal.
Selain itu, dalam pengarahan dibutuhkan ketua pemimpin yang yang sehat jasmaniah, cerdas, setia, jujur, adil, berpendidikan, berpengalaman agar mampu mengarahkan pegawai dengan baik sehingga pegawai termotivasi  untuk bekerja lebih giat dan tercipta etos kerja yang efektif dan efisien.
Dalam actuating juga seorang pemimpin harus mampu bergaul dengan pegawainya agar tercipta keharmonisan dalam organisasi sehingga rencana – rencana yang telah di rencanakan dapat berjalan dengan baik.
Serta seorang pemimpin juga harus mampu mengetahui tingkah laku pegawainya karena dalam menjalankan pekerjaannya seorang pegawai pun menggunakan hatinya.
Di Masjid Ujung Berung ini, tidak semua pegawai mendapatkan upah. Pegawai yang mendapatkan upah hanya 20 orang dan sisanya yang menduduki jabatan dalam struktur tidak mendapatkan upah, seperti:
1. Dewan Pembina terdiri dari pemerintah yaitu Pa Camat dan dari pemerintah yang membidangi keagamaan yaitu Kemenag, menteri agama tingkat 7 yaitu KUA, untuk merepresentasikan organisasi – organisasi agama tingkat kecamaatan itu MUI sebagai pembina
2. Dewan Syura terdiri dari 6 orang yang mempunyai tugas pokok dan fungsi sebagai :
a.       Fungsi legislasi
b.      Fungsi pengawasan
c.       Advokasi
d.      Evaluasi
e.       Pemilihan dan pertimbangan
3. Dewan Tanfidz itu sebagai eksekutif, itu ada pimpinan. Pimpinan itu terdiri dari ketua umum, wakil ketua satu, wakil ketua dua, sekertaris umum, wakil sekertaris satu, wakil sekertaris 2, bendahara umum, wakil bendahara. Kebawah nya itu ada 5 bidang yaitu:
a.       Imam Khatib: menentukan siapa yang layak menjadi khatib dan imam tetap, imam shalat jumat, imam yang harian yang rutin, imam idul fitri, imam idul adha                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                               
b.      Imaroh
c.       Idarah yaitu  pengelola sumber daya manusia
d.      Riayah yaitu yang bertugas dalam pemeliharaan,pengayaan fasilitas masjid
e.       Kepemudaan dan remaja mesjid
f.        Pemberdayaan jamaah perempuan
Dikarenakan orang – orang yang menduduki jabatan tersebut tidak semuanya mendapatkan gaji atau motivasi secara material maka untuk membentuk loyalitas kerja ketua Masjid Ujung Berung selalu memberikan motivasi secara non material dengan cara komunikasi. Ketua Masjid Ujung Berung selalu mengadakan rapat guna mempererat silaturahmi antar ketua dengan pegawainya.
Selain itu, supaya etos kerja pegawainya baik,  ketua Masjid Ujung Berung juga memberikan pembinaan kepada pegawainya baik itu dari segi akhlak dan pembinaan agamanya.
Dengan adanya kedekatan antara pemimpin dan pegawai ini yang dilakukan dengan cara pemberian motivasi yang berupa nonmaterial ini maka akan tercipta keefektifan kerja yang dapat menciptakan efektivitas actuating di Masjid Ujung Berung ini.




BAB IV
 SIMPULAN

Dalam Masjid Ujung Berung ini terdapat fungsi – fungsi managemen dari pembuatan sampai ke pemeliharaannya. Salah satu fungsi manajemen yang membantu berjalannya perencanaan – perencanaan adalah actuating/directing/pengarahan  merupakan fungsi manajemen yang penting dan paling dominan dalam proses manajemen. Actuating dapat diterapkan setelah adanya rencana, organisasi, dan pegawai.
            Dalam menjalankan rencana – rencana yang telah dibuat, ketua Dewan Tanfidz yang merupakan pemimpin dalam lembaga eksekutif  Masjid Ujung Berung bertugas memberikan arahan kepada para anggota atau pegawainya. Arahan tersebut diperuntukkan agar setiap pegawai mampu melakukan pekerjaan sesuai tugas pokok dan fungsinya. Arahan ini biasanya berbentuk motivasi dengan cara komunikasi yang baik yang dilakukan ketika rapat atau ketika berkumpul baik formal maupun informal.
            Di Masjid Ujung Berung ini, tidak semua pegawai mendapatkan upah. Pegawai yang mendapatkan upah hanya 20 orang dan sisanya yang menduduki jabatan dalam struktur tidak mendapatkan upah.
Dikarenakan orang – orang yang menduduki jabatan tersebut tidak semuanya mendapatkan gaji atau motivasi secara material maka untuk membentuk loyalitas kerja ketua Masjid Ujung Berung selalu memberikan motivasi secara non material dengan cara komunikasi. Ketua Masjid Ujung Berung selalu mengadakan rapat guna mempererat silaturahmi antar ketua dengan pegawainya.
Dengan adanya kedekatan antara pemimpin dan pegawai ini yang dilakukan dengan cara pemberian motivasi yang berupa nonmaterial ini maka akan tercipta keefektifan kerja yang dapat menciptakan efektivitas actuating di Masjid Ujung Berung ini.




Daftar PustAKA

Sukarna. Dasar - Dasar Managemen. Mandar Maju: Bandung. 2011
Amirullah dan Budiyono, Haris. Pengantar Managemen. Graha Ilmu:Yogyakarta.2004
Hasibuan, Malayu S.P.Dasar, Pengertian,Dan Masalah Manajemen: Bumi Aksara.2014.


Komentar

Postingan Populer